Wisata

5/22/2018

PENANGGULANGAN DAMPAK PEMANASAN GLOBAL.



Aktivitas manusia sehari-hari merupakan penyebab utama meningkatnya pemanasan global yaitu meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, akibat meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca. Pemanasan global ini menyebabkan rusaknya ekosistem.

pada tulisan sebelumnya telah dibahas tentang pengertian, proses dan penyebab pemanasan global. baca Pengertian, proses dan penyebab pemanasan global.

Sumber gambar dari fkick

Penyebab pemanasan global dari beberapa sumber yaitu pembakaran bahan bakar fosil, konversi lahan hutan skala besar untuk perkebunan, pertanian, pemukiman dan hutan tanaman industri (HTI), kebakaran hutan dan aktivitas manusia lainnya.

Beberapa perkiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.

1. Kenaikan permukaan air laut seluruh dunia.

Tinggi permukaan air laut seluruh dunia telah meningkat 10 - 25 cm (4 - 35 inci) selama abad ke 20 dan diprediksi pada abad ke 21 meningkat mencapai 9 - 88 cm (4 - 35 inci).
Para ilmuwan memprediksi  peningkatan tinggi air laut diseluruh dunia karena mencairnya dua lapisan es raksasa di antartika dan greenland, banyak negara diseluruh dunia akan mengalami efek berbahaya dari kenaikan air laut, yaitu mengakibatkan banjir dan juga diperkirakan banyak pulau-pulau kecil disekitar khatulistiwa tenggelam.

Ekosistem terumbu karang tidak mampu beradaptasi dengan cepat mengantisipasi perubahan kondisi lingkungan, sehingga 16 % terumbu karang hilang pada tahun 1998.

2. Meningkatnya intensitas terjadinya badai.

Tingkat terjadinya badai semakin meningkat, hal ini didukung oleh bukti yang telah ditemukan para ilmuwan bahwa pemanasan global secara signifikan akan menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur udara dan laut. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan kecepatan  angin yang dapat memicu terjadinya badai kuat.

3. Meningkatnya suhu bumi.

Akibat pemanasan global, temperatur bumi semakin meningkat, bumi semakin panas dan tidak nyaman untuk ditempati dan terjadinya anomali,  pada siang hari bumi semakin panas dan pada malam hari semakin dingin.

4. Menurunnya produksi pertanian.

Akibat pemanasan global akan memicu terjadinya perubahan iklim yang kurang kondusif bagi tanaman pangan, seperti bencana kekeringan dan banjir. Diyakini bahwa milyaran penduduk diseluruh dunia akan mengalami bencana kelaparan, gizi buruk dan wabah penyakit, karena faktor menurunnya produksi pertanian yang gagal panen.

5. Makhluk hidup terancam kepunahan.

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan Nature, pada tahun 2050 mendatang peningkatan suhu dapat menyebabkan terjadinya kepunahan jutaan spesies, artinya ditahun-tahun mendatang keragaman spesies bumi akan jauh berkurang

Terdapat banyak cara untuk penanggulangan atau pencegahan pemanasan global semakin meningkat baik secara langsung maupun tidak langsung kita juga dapat melakukannya.
Cara penanggulangan global warming adalah:
1. Mengurangi penggunaan energi fosil.
    Penggunaan energi berbahan fosil seperti minyak bumi sebagai bahan bakar merupakan salah satu penyebab terjadinya pemanasan global, dengan cara mengurangi menggunakan kendaraan pribadi sesering mungkin.
2. Jika memungkinkan tinggal di dekat tempat kerja akan mengurangi penggunaan bahan bakar dan dapat membantu penggunaan energi bahan bakar fosil lebih efesien.
3. Beralih ke penggunaan energi ramah lingkungan.
4. Membeli produk yang tahan lama atau awet sehingga tidak perlu sesering mungkin membeli  barang tersebut, karena banyak energi yang diperlukan dalam memproduksi.
5. Hemat penggunaan listrik dengan cara mematikan perangkat yang tidak dibutuhkan.
6. Kurangi menebang pohon, karena pohon menyerap karbon dioksida, melakukan penanaman pohon disekitar rumah.
7. Berinvestasi pada produksi yang ramah lingkungan, akan mempercepat perkembangan dan penggunaan produk ramah lingkungan.
8. Menggunakan produk lokal, karena produk impor membutuhkan energi dan bahan bakar dilihat dari transportasi.
9. Mengurangi konsumsi daging. Sudah dijelaskan di Pengertian, proses dan penyebab pemanasan global. dengan menurunnya jumlah konsumsi peternakan juga ikut menurun.





Diperbarui 12/28/2018



"
"

5/05/2018

PERAMBAHAN LAHAN HUTAN KONSERVASI ACEH TENGGARA INDONESIA.

Indonesia memiliki kawasan hutan sekitar 110 juta hektar, akibat dari degradasi dan kerusakan hutan yang disebabkan oleh faktor alam maupun faktor aktivitas manusia seperti perambahan lahan dan illegal logging, jumlah kawasan hutan Indonesia menjadi berkurang diperkirakan menjadi 100 juta hektar.
Persoalan di kawasan hutan adalah masyarakat sekitar yang mencari kehidupan dan ketelanjuran membuka hutan yang terjadi sebelum ditetapkan sebagai kawasan konservasi atau ketika pengajuan atau perumusan di buat.

Hutan konservasi adalah kawasan hutan yang ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan.
Indonesia mempunyai 54 (lima puluh empat) Taman Nasional, 51 (lima puluh satu) dari Taman Nasional sudah ada pengelolaannya, sedang 3 (tiga) lagi pengelolaannya masih dititipkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Hutan (BKSDH) setempat yaitu Taman Nasional Jambrud di Riau, Taman Nasional Gunung Waras di Bangka Belitung dan Taman Nasional Gandang Dewata di Sulawesi Barat.

Hutan konservasi merupakan hutan milik negara yang dikelola oleh pemerintah, yaitu Direktorat Jenderal Perlindungan Konservasi Alam, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990, Tentang Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Peraturan Pemerintah No 68 Tahun 1998, Tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam serta Undang-undang Nomor 41 Tahun 1990, Tentang Kehutanan, menjelaskan kawasan konservasi baik Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. salah satu contoh bentuk kawasan konservasi adalah Taman Nasional.
foto dari flickr. Pembukaan lahan hutan.

Pembukaan lahan hutan konservasi seluas 30 hektar di kaki gunung Leuser, Aceh Tenggara telah dijadikan lahan pemukiman penduduk, diperkirakan sudah terjadi sebelum kawasan ini ditetapkan sebagai lahan konservasi sehingga Persatuan Petani Kawasan Kaki Gunung Leuser (PPKL-GL) Aceh tenggara meminta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk memberikan izin pengelolaan hutan sekaligus memanfaatkannya, terutama yang telah di tanam petani.
Pemerintah pusat dapat merubah kawasan Leuser dekat maupun pemukiman penduduk dijadikan zona pemanfaatan secara tradisional.

Untuk mengantisipasi dan solusi supaya kejadian ini tidak terjadi lagi, baik di Taman Nasional Gunung Leuser maupun lahan hutan konservasi lainnya, pemerintah menyiapkan hutan konservasi untuk hutan sosial seluas 25.000 hektar pada tahun ini (2018). Proyeksi pengelolaan ditujukan untuk masyarakat yang terlanjur menggantungkan hidupnya pada hutan konservasi.

Penyelenggara pemanfaatan jasa lingkungan di kawasan hutan konservasi menjadi tanggung jawab pemerintah selaku pengelola negara. Secara teknis jadi tugas Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan hutan konservasi (PJLHK).
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor P 18/men LHK-11/2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengamanatkan bahwa Direktorat PJLHK  melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan bimbingan teknis,  evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi pelaksanaan urusan di daerah bidang pemanfaatan jasa lingkungan dan konservasi.

Dalam hal ini Direktorat Jenderal Sumber Daya Alam (KSDA) dan ekosistem dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyiapkan peraturan dirjen tentang, Petunjuk Teknis, Tata Cara Kemitraan konservasi pada Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.

Pengelolaan kawasan hutan konservasi harus mengedepankan hak asasi manusia dan menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama, selain skema kemitraan konservasi, KLHK juga menyiapkan model Kawasan Konservasi Masyarakat Adat (KKMA) untuk menyembatani keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35 Tahun 2012 yang menegaskan hutan adat bukan lagi hutan negara.
"
"

5/04/2018

MANFAAT KONSERVASI HUTAN MANGROVE

Konservasi disebut juga pelestarian yaitu upaya-upaya pelestarian alam yang dilakukan untuk dapat memperhatikan keberadaan dan manfaatnya dimasa mendatang. Dalam pemanfaatan hutan mangrove perlu ditetapkan prinsip konservasi, untuk memelihara keseimbangan lingkungan dan menjaga fungsinya sebagai pelindung fisik dan biologis.
vegetasi di hutan mangrove.
Ekosistem hutan mangrove atau bakau akhir-akhir ini semakin terasa diperlukan dalam pelestarian lingkungan hidup yaitu sebagai pelindung pantai, pencegah terjadinya abrasi serta merupakan ekosistem pantai yang penting untuk tempat berpijah, bertelur, berlindung dan pembesaran ikan, udang serta hewan-hewan laut lainnya.

Manfaat konservasi hutan mangrove adalah:
1. Melindungi ekosistem alam untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
2. Melindungi flora dan fauna yang ada didalamnya, untuk menjaga spesies tersebut agar tidak punah.
3. Melindungi ekosistem dari kerusakan, baik yang disebabkan oleh faktor manusia maupun faktor alam.
4. Menjaga lingkungan agar tetap terjaga.
5. Menjaga ekosistem yang alami juga unik.

Hutan mangrove memegang peranan penting dalam melindungi daerah pantai dan memelihara habitat satwa yang terancam punah. Kawasan pesisir laut merupakan habitat hutan mangrove yang berfungsi memberikan perlindungan kepada kehidupan pantai dan laut.
Manfaat konservasi hutan mangrove untuk pantai adalah:
1. Mencegah erosi dan abrasi pantai, pohon-pohon bakau mempunyai akar tongkat yang panjang sehingga dapat melindungi tanah dari pengikisan air pasang maupun air surut.
2. mencegah intrusi air laut, akar-akar pohon dapat mengendapkan atau menahan lumpur sehingga dapat mencegah terjadinya intrusi air laut.
3. Penahan terhadap angin laut, vegetasi hutan mangrove mempunyai komposisi daun yang lebat, batang yang tinggi dan rapat sehingga dapat menahan angin laut yang kencang.
4. Tempat bertelur,  memijah, pembesaran, berlindung dan berkembang biak  ikan, udang maupun jenis satwa seperti monyet, burung dan satwa lainnya.
5. Menyaring zat-zat pencemar dan limbah, akar vegetasi mangrove dapat menahan dan menyerap sampah sehingga dapat mengurangi pencemaran pada air laut.
6. Melindungi garis pantai dari ombak langsung yang dapat merusak bibir pantai.

Dalam pelaksanaan konservasi hutan mangrove harus meliputi:
1. Melestarikan vegetasi-vegetasi yang ada didalamnya dengan habitat hutan mangrove.
2. Melindungi jenis-jenis biota yang terancam punah.
3. Mengelola areal bagi pembiakan jenis-jenis biota yang bernilai ekonomis tinggi.
4. Melindungi unsur-unsur yang mempunyai nilai sejarah dan budaya.
5. Mengelola areal yang bernilai estetika, untuk pariwisata, rekreasi, pendidikan, penelitian dan lain sebagainya.
"
"

5/02/2018

HABITAT HARIMAU SUMATERA PERHATIAN DUNIA


Konversi hutan untuk perkebunan kelapa sawit, Hutan Tanaman Industri (HTI), pemukiman dan pembangunan jalan di sekitar maupun dalam hutan menyebabkan habitat harimau sumatera (Phanthera tigris sumatrae)  terpisah dalam blok-blok hutan, sehingga populasi kucing besar semakin terancam punah. Perlindungan  dan pemulihan habitat sangat diperlukan dengan cara perencanaan dan pengelolaan tata guna lahan di wilayah sekitarnya.

sumber gambar dari flick

Harimau sumatera merupakan indicator penting dalam suatu ekosistem, kerusakan ekosistem bukan saja berdampak pada kepunahan harimau tetapi juga hilangnya  keanekaragaman hayati.
Begitu pentingnya peran harimau, pada tanggal 23 november 2010 di St. Peterburg. Rusia. Dalam The St. Peterbug Declaration on Tiger Conservation, di buat kesepakatan bahwa tanggal 29 juli merupakan hari peringatan harimau dan dunia akan berupaya untuk meningkatkan populasi yang ada sekarang menjadi 2 kali lipat pada tahun 2022.

Program  Tropis Forest Conservation Action for Sumatra (TFCA - Sumatera) adalah program kerjasama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat dalam konservasi hutan tropis di sumatera, untuk mendorong penguatan dukungan dan keterlibatan secara aktif masyarakat, swasta dan pemerintah agar harimau tetap terjaga keberadaannya di alam.

Untuk mencapai target peningkatan populasi harimau yang dideklarasikan di St. Peterbug Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) serta mitranya, ada 5 (lima) hal penting yaitu:
1. Perlindungan dan pemulihan kawasan yang berfungsi sebagai habitat dan koridor (penghubung) antar habitat; termasuk patroli perlindungan hutan dan rehabilitasi kawasan terdegrasi secara kolaborasif oleh pemerintah bersama swasta dan masyarakat.
2. Penataan ruang yang lebih memperhatikan aspek-aspek lingkungan, termasuk evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Penggunaan Lahan (RPL), maupun Rencana Pembangunan Daerah (RPD).
3.Perlindungan dan pemantauan populasi secara intensif, termasuk dilakukannya patroli anti perburuan liar oleh Polisi Hutan (POLHUT), masyarakat dan pemantauan populasi menggunakan kaidah-kaidah ilmiah.
4. Penanganan konflik antara harimau dengan manusia. misalnya dengan penguatan sumberdaya manusia (masyarakat maupun pemerintah) dalam menangani konflik, peningkatan upaya pemulihan habitat harimau, translokasi harimau sumatera dari daerah daerah rawan konflik ke daerah yang lebih aman.
5. Peningkatan kesadaran masyarakat dan penguatan efektivitas penegakan hukum, misalnya dengan pembentukan team penanggulangan pemburuan dan perdagangan liar harimau, program-program peningkatan kapasitas sumberdaya manusia di bidang tindak pidana kehutanan dan satwa liar serta penyuluhan.

Pada tahun 2014 dideklarasikan Governors Climate and Forest Task Force (GFC) yaitu Satuan Tugas Gubernur untuk Hutan dan Iklim, yang dilaksanakan di Balikpapan. Kalimantan Timur dengan topik pembahasan ancaman laju penurunan luas hutan (deforestasi)  serta degradasi hutan.
Diikuti 35 Gubernur dari berbagai negara, 7 (tujuh) Gubernur dari Indonesia yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Papua, Papua Barat dan Aceh.

Habitat penting harimau sumatera adalah Taman Nasional Gunung Leuser (Aceh dan Sumatera Utara), Taman Nasional Bukit Tigapuluh (Riau), Suaka Margasatwa Rimbang Baling (Riau), Taman Nasional Kerinci Seblat (Jambi - Bengkulu - Sumatera Barat - Sumatera Selatan), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (Lampung) dan Taman Nasional Way Kambas (Lampung).

Prioritas untuk konservasi harimau sumatera adalah Ulumasen - Leuser, Kampar - Kerumutan, Bukit Tigapuluh, Kerinci Seblat, Bukit Balai Rejang Selatan dan Bukit Barisan Selatan.

Habitat harimau sumatera (Phanthera tigris sumatrae) dapat diselamatkan dengan upaya-upaya:
- Pemulihan habitat yaitu penataan ruang yang memperhatikan aspek-aspek lingkungan, penanganan konflik dengan masyarakat, kampanye dan penegakan hukum.
- Perlindungan habitat  yaitu memantau perubahan hutan secara terus menerus, seperti menggunakan Global Forest Watch (GFW) berbasis satelit untuk mendeteksi gangguan atau perubahan lanskap harimau maupun peruntukan lahan lainnya.
- Melibatkan atau mengikut sertakan masyarakat dalam melindungi habitat harimau dam memerangi perburuan liar.
- Pemerintah perlu mengintegrasikan pengelolaan kawasan konservasi harimau dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah (RTRW) di sekitarnya, termasuk mengatasi berbagai tantangan yang berkaitan dengan pertumbuhan populasi manusia.
- Rehabilitasi wilayah yang di deforestasi sangat penting dalam kawasan konservasi harimau.
"
"