Wisata

10/31/2018

MENGENAL HUTAN PANTAI


vegetasi hutan pantai
Hutan pantai termasuk dalam ekosistem pesisir bersama dengan terumbu karang dan lamun. Kondisinya berpasir dengan ketinggian vegetasi rendah dan semak, tumbuh pada kondisi pasir yang kering, umumnya terhindar dari pasang air laut.

Hutan pantai tumbuh dan berkembang dipantai berpasir diatas garis pasang tertinggi di wilayah tropik. Keaneka ragaman fauna sangat kaya tetapi hanya sedikit jenis-jenis satwa yang khas dari ekosistem ini, kebanyakan hewan hidup pula di tipe ekosistem yang lain atau bahkan hanya datang ke hutan pantai.

Pada ekosistem hutan pantai terdapat 2 formasi vegetasi yang dibedakan berdasarkan species vegetasi yang dominan, struktur, fisiognomi vegetasi dan komposisi floristiknya, yaitu:

1. Formasi Pes -Caprae.
    Formasi ini didominasi oleh tumbuhan menjalar dari keluarga kacang-kacangan (Leguminosae) yang menutupi pasir pantai di atas garis pantai tertinggi.
Nama formasi ini diambil dari nama katang-katang (Ipomoea pes-caprae) memiliki daun berbentuk serupa  teracak kambing, merupakan tumbuhan tipikal di areal ini.
Jenis tumbuhan lain yang sering dijumpai adalah Canavalia maritima, Vigra marina, Spinipex littoreus,  Thuarea involuta, Ischaemum muticum serta jenis patikan yaitu Euphorbia atota dan Fimbristyus sericea.
Tumbuhan tersebut bergantung pada ketersediaan air tanah berkadar garam rendah, umumnya tumbuhan ini tahan terhadap kekeringan berulang, suhu lingkungan yang tinggi, unsur hara yang rendah, semburan  garam dan tiupan angin yang terus menerus. Biji-bijinya berukuran kecil dan disertai kelengkapan khas untuk pemencaran oleh air.
Perakaran tumbuhan pada formasi ini melebar dan mencekram kedalam pasir, jalinan ranting dan dedaunan di atas pasir menahan atau menangkap sampah-sampah yang dibawa ombak, termasuk buah dan biji-bijian yang diangkut air sehingga meningkatkan kandungan hara dan memungkinkan terjadinya suksesi vegetasi. Dibelakang dari formasi ini didapati semai dari aneka tumbuhan, termasuk kelapa (Cocos nucifera) dan cemara laut (Casuarina equisetifolia) sebagai jenis pelopor (pionir) yang akhirnya membentuk tegakan murni, namun anakan tidak dapat tumbuh dibawah naungan pohon induknya.

2. Formasi Barringtonia
    Setelah formasi Pes-caprae ditemukan formasi semak belukar dan pepohonan yang disebut formasi Barringtonia. Formasi ini dinamai dari pohon butun (Barringtonia asiatica). Biasanya pohon ini membentuk asosiasi yang tipikal bersama nyamplung (Calophyllum inophyllum), ketapang (terminalia catappa), pace (Morinda citrifolia), waru (Hibiscus tiliacus), kepuh (Sterculia foctida) dan lain sebagainya.
Bagian terbuka terdapat semak-semak bakung laut (Crinumasiaticum), gagabusan (Scaevola toceada), lempeni (Ardisia elipptica), kanyere laut (Desmodium umbellatum), tarum laut (Sophora tomentosa), jati pasir (Guettarda speciosa), pandan duri (Pandanus tectorius) dan lain sebagainya.

Banyak jenis satwa yang hidup di hutan pantai,  namun hampir tak ada fauna yang khas di ekosistem ini, kebanyakan satwa juga ditemukan hidup dihutan daratan rendah, hutan manggrove yang berdekatan. Beberapa jenis satwa singgah untuk bertelur dan mencari makan.

Hutan pantai digunakan berbagai species binatang, khususnya mamalia besar sebagai tempat saltlick. Saltlick adalah aktivitas binatang untuk memperoleh garam meneral dalam memelihara keseimbangan fisiologis cairan tubuhnya. seperti babi hutan, lutung, rusa dan lain sebagainya.

Hutan pantai menjadi habitat dan lokasi penyu bertelur. Di Jawa dan Bali ada tiga spesies penyu secara teratur berkunjung kehutan pantai untuk bertelur, yaitu penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelis imbricata) dan penyu belimbing (dermochelis coriacea). Spesies burung seperti elang laut perut putih dan elang bondol, burung lainnya yang sering berkunjung adalah bangau, gagak, kuntul dan spesies burung laut adalah cikalang dan dara laut.
"
"

10/05/2018

TIPE HUTAN DI INDONESIA.

Keragaman hutan yang tersebar diseluruh kawasan Indonesia menjadikan negara ini salah satu negara pemasok oksigen terbesar sedunia, karena Indonesia mensuplai 60% oksigen keseluruh dunia.

Ekosistem hutan di Indonesia memiliki ekosistem yang terluas, karena Indonesia mempunyai hutan yang tumbuh di berbagai tempat mulai dari daerah pantai yang rendah hingga kawasan pegunungan yang tinggi.

Tipe hutan di Indonesia memiliki karakteristik dan tipe tersendiri. Tipe-tipe hutan berdasarkan proses terbentuknya (suksesi hutan) di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. HUTAN ALAM (NATURAL FOREST).

Hutan alam (natural forest) yaitu hutan yang terjadi melalui proses suksesi secara alami.
Hutan alam di bagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Hutan alam primer merupakan hutan alam asli yang belum pernah dilakukan penebangan oleh manusia.
Hutan ini berisikan pohon-pohon tinggi berumur ratusan tahun yang tumbuh dari biji.
b. Hutan alam sekunder merupakan hutan alam asli yang pernah mengalami kerusakan oleh kegiatan alam.
Hutan ini bercirikan pohon-pohon yang lebih rendah dan kecil apabila dibandingkan dengan pohon-pohon
pada hutan alam sekunder.

2. HUTAN ANTROPOGEN.

Hutan antropogen merupakan hutan yang etrjadi melalui proses suksesi komunitas tumbuhan dengan campur
tangan manusia. Hutan ini mencakup hutan trubusan, hutan tanaman, hutan pengembalaan dan hutan ladang.
Faktor iklim mempengaruhi pembentukan vegetasi hutan, seperti temperatur, kelembaban udara, intensitas
cahaya dan angin oleh karena keadaan ekstrem faktor iklim dan tanah, menyebabkan bentuk adaptasi yang
berbeda-beda antara vegetasi sehingga berpengaruh terhadap susunan dan formasi hutan. Formasi klimatis
(climatic formatian) berupa tipe hutan dalam pembentukannya sangat dipengaruhi oleh iklim, sedangkan
formasi edafis (edaphic formation) pembentukannya sangat dipengaruhi keadaan tanah.

3. HUTAN HUJAN TROPIS (TROPICAL RAIN FOREST).

Hutan hujan tropis terdapat di wilayah dengan tipe iklim A / B, dapat juga disebut dengan iklim selalu basah, tanah podsol, latosol, aluvial dan regosol dengan drainase baik dan terletak cukup jauh dari pantai.
Hutan hujan tropis merupakan bentuk hutan klimak utama dari hutan-hutan di dataran rendah, mempunyai stratum (lapisan tajuk) pohon A,B,C atau lebih, curah hujan 2.000 -4.000 mm per tahun, suhu udara 25 - 26 derajad celsius dan rata-rata kelembaban relatif udara 80%, ketinggian pohon mencapai 40 - 55 m. Di Indonesia terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya.
Hutan hujan tropis di bagi 3 berdasarkan ketinggian tempat tumbuhnya , yaitu:
a. Zona 1. 0 - 1.000 m dpl disebut hutan hujan bawah.
b. Zona 2. 1.000 - 3.300 m dpl disebut hutan hujan tengah.
c. Zona 3. 3.300 - 4.100 m dpl disebut hutan hujan atas.

4. HUTAN MUSIM (MONSOON FOREST)

Hutan musim merupakan hutan campuran yang terdapat di daerah beriklim muson, yaitu daerah yang memiliki perbedaan nyata antara musim kemarau dan musim basah, hutan musim merupakan salah satu tipe hutan yang terdapat pada daerah-daerah dengan type C/D dan rata-rata curah hujan setahun antara 1.000-2.000 mm. Hutan ini terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara. Tegakan hutan di dominasi oleh jenis-jenis pohon yang menggugurkan daun pada musim kering atau kemarau.

5. HUTAN GAMBUT (PEAT FOREST)

Hutan gambut adalah hutan yang tumbuh di atas kawasan yang digenangi air dalam keadaan asam, ph 3,5 -4.0. Hutan gambut merupakan ekosistem yang unik karena tumbuhnya diatas tumbuhan bahan organik yang melimpah. Hutan gambut terjadi karena pohon tumbang dan tenggelam dalam lumpur, oksigen didalamnya sedikit sehingga jasad renik yang ada tidak mampu melanjutkan proses pembusukan secara sempurna terhadap bahan tanaman tersebut.Iklim selalu basah, tanah tergenang air gambut, ketebalan lapisan gambut 1 - 20 m, tanah rendah rata. Terdapat di Kalimantan tengah, bagian Utara Kalimantan Barat hingga bagian hilir aliran sungai barito, pantai timur Sumatera, Sumatera Selatan dan Jambi serta dibagian Selatan Papua.

6. HUTAN RAWA (SWAMP FOREST).

Hutan rawa umumnya terdapat di daerah- daerah selalu tergenang air tawar, terletak dibelakang hutan payau. Hutan rawa dicirikan oleh adanya tempat tumbuh yang mempunyai aerasi buruk, tanah rendah dan jenis aluvial, mempunyai beberapa stratum, tajuk dan bentuknya menyerupai hutan hujan, pohon mencapai tinggi 50 - 60 m, banyak terdapat di Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan wilayah bagian selatan Papua.

7.HUTAN PAYAU (MANGROVE FOREST).

Hutan payau merupakan suatu ekosistem yang unik dan mempunyai berbagai macam fungsi, terdapat di daerah pantai yang selalu dipengaruhi pasang surut air laut dan tidak terpengaruh iklim, tanah tergenang air laut, berlumpur atau berpasir terutama tanah liat. Hutan tidak mempunyai stratum dan tinggi pohon dapat mencapai 30 m.

8. HUTAN PANTAI (LITTORAL FOREST).

Hutan pantai terdapat di daerah tepi pantai yang agak tinggi dan kering, tidak terpengaruh iklim, kondisi tanah berpasir dan berbatu karang dan lempung. Hutan pantai tidak luas atau lebar, jarang digenangi air laut tetapi sering terjadi angin kencang dengan hembusan garam, terdapat pohon khas dari anggota genus Barringtonia dan Calophyllum dan pohon kadang-kadang ditumbuhi epyphit.
Hutan pantai terdapat di pantai Selatan Pulau Jawa, pantai Barat Daya Sumatera dan pantai Sulawesi.
"
"