Papan informasi penunjuk arah, letak sarana dan prasarana.
Kota langsa terletak pada posisi 04o 24' 35, 68" - 04o 33' 47, 03" LU dan 97o 53' 14, 59" - 98o 04' 42,16" BT. luas wilayah 252,41 km2, ketinggian 0 - 25 m dpl. mempunyai luas hutan mangrove lebih kurang 800 Ha dengan garis pantai sepanjang 16 Km
Kawasan wisata alam hutan mangrove tidak jauh, kurang lebih sekitar 10 km dari kota. Terletak di Kuala Langsa, kecamatan Langsa Barat juga dekat dengan jalan lintas Medan - Banda Aceh, dari Medan kurang lebih 2 jam perjalanan.
Wisata alam dapat diartikan sebagai kegiatan berwisata yang memperkenalkan lingkungan, baik itu flora maupun fauna yang ada didalamnya dengan mempertimbangkan aspek-aspek konservasi, pendidikan, ekonomi dan sosial budaya masyarakat sekitar.
Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh pada pantai dengan lumpur atau pasir pada daerah yang selalu digenangi pasang surut air laut dengan tidak terekpos terhadap angin kencang atau gelombang besar. oleh karena itu bebanyakan berada disekitar teluk yang lautnya tenang dan daratannya berangsur-angsur melandai kelaut.
Kawasan wisata alam hutan mangrove di kota Langsa mempunyai keindahan alam dan pemandangan yang esotik. Susunan pohon yang rapat dan tinggi, terlihat juga diwaktu pasang surut, akar-akar (akar nafas) pohon yang rapat mempunyai keindahan tersendiri.
Secara fungsi fisik: untuk melindungi daratan dari angin kencang dan gelombang besar, penyanggah rembesan, intrusi air laut dan pengolahan limbah, juga fungsi biologis untuk bertelur, memijah dan berlindung, serta sumber plasma nutfah dapat terpenuhi karena tidak adanya kegiatan ekplorasi pemanfaatan flora maupun fauna di dalam kawasan wisata hutan mangrove.
Dalam perjalanan dari kota Langsa menuju kawasan wisata alam hutan mangrove banyak ditemukan rumah makan, kafe dan warung-warung jajanan. Bagi wisatawan yang hobi atau suka memancing bisa membeli umpan udang hidup banyak di jual sepanjang jalan, banyak titik-titik spot untuk memancing. Ditempat-tempat tertentu disediakan perahu dayung ataupun perahu bermotor yang disewa (rental), sepanjang jalan juga kita dapat melihat perkampungan nelayan dan pertambakan sebelum sampai di kawasan hutan.
Dijadikannya hutan mangrove tempat wisata alam di kota Langsa sangat membantu meningkatkan perekonomian dan menambah lapangan kerja baru, karena dalam pengelolaanya masyarakat sekitar ikut perperan aktif, baik untuk masyarakat sekitar maupun masyarakat kota.
Kehidupan sosial budaya hutan mangrove tempat wisata alam di kota Langsa tidak ada perubahan , baik cara bersosial, bertingkah laku maupun cara berpakaian. Setiap hari masyarakat tetap melakukan aktifitasnya sebagai nelayan, dilihat dari adanya perahu nelayan dari ukuran kecil sampai yang ukuran besar berada di TPI (tempat pelelangan ikan), juga kita jumpai nelayan yang bekerja sama dalam memperbaiki alat tangkap ikan (jaring) dan perahu.
Tempat wisata alam hutan mangrove kota Langsa mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap seperti tempat parkir, pintu masuk, tempat pembelian tiket, papan petunjuk arah lokasi keberadaan gajebo, shelter (tempat duduk), mesjid, warung toilet, tong-tong sampah dan juga menara pemantau atau pengintai yang dapat digunakan untuk melihat pemandangan yang indah dan berfoto dari atas.
tersedianya juga titi atau jalan (titi hijau) ditempat wisata alam yang membelah atau menyelusuri hutan mangrove sepanjang 5,29 meter yang direncanakan sepanjang 1 Km (dalam pengerjaan sisanya). Sepanjang jalan kita temukan tulisan-tulisan di pohon, ditujukan untuk pengenalan jenis pohon yang fungsinya untuk pembelajaran atau sarana pendidikan.
Dijadikannya Hutan mangrove tempat wisata alam di kota Langsa sangat membantu perekonomian masyarakat sekitar, membanggakan masyarakat, menambah lapangan pekerjaan dan menjadi aset potensial yang dimiliki pemerintah kota.
Kepedulian Pemerintah Kota Langsa terhadap perekonomian kerakyatan, kebutuhan rekreasi atau wisata masyarakat, kelestarian hutan mangrove dapat terlaksana atau dijalankan, sehingga masyarakat kota tidak perlu pergi jauh dan keluar kota untuk berwisata.
Ditinjau dari segi sektor wisata perlu pengkajian kembali mengenai kebutuhan para wisatawan yang datang dengan tidak melupakan aspek-aspek: konservasi, perekonomian masyarakat sosial budaya masyarakat dan untuk pendidikan serta penelitian. Dilihat dari sisi hutan mangrove tempat wisata alam dikota Langsa banyak potensi yang bisa dikembangkan seperti menyediakan perahu dayung maupun bermotor untuk melihat lebih dekat lagi dari sungai atau air, menyediakan papan-papan informasi mengenai mangrove serta menambahkan ruang baca atau perpustakaan yang menyediakan buku-buku mengenai lingkungan konservasi dan manfaat hutan, khususnya yang berhubungan langsung dengan hutan mangrove
Tulisan yang ditempelkan pada batang pohon, fungsi pengenalan jenis.
Permasalahan yang sangat perlu diperhatikan dalam pengelolaan semua kawasan wisata alam hutan mangrove adalah sampah yang datangnya bukan dari wisatawan saja tetapi yang datang dari pasang surut air laut.
Dilihat dari letak kawasan wisata alam kota Langsa yang berdekatan dengan perkampungan dan pelabuhan Kuala Langsa sangat berpengaruh pada penumpukan sampah. Dalam hal ini perlu perhatian khusus pada Pemerintah daerah untuk mencari solusi atau tindakan yang dapat dilakukan diantaranya:
1. Mengadakan penyuluhan dan mengimformasikan jangan membuang sampah sembarangan, buanglah sampah pada tempatnya. Sungai bukan
tong sampah.
2. menyediakan tempat-tempat sampah atau tempat penumpukan sampah disekitar perkampungan dan adanya pengangkutan sampah dari
dinas yang terkait.
3. Pembuatan saringan atau alat penjaring sampah, didaera-daerah yang dianggap paling potensial masuknya sampah kekawasan
hutan wisata.
Sampah yang datangnya dari perkampungan sekitar bukan saja sampah padat tapi dapat berupa limbah atau sampah kimia, berupa deterjen yang dapat mengakibatkan kematian pada pohon-pohon hutan mangrove.;