Indonesia memiliki hutan yang kaya akan keragaman jenis populasi flora maupun fauna didalamnya, seiring perkembangan waktu dan jaman, hutan di Indonesia menjadi hutan yang paling terancam di dunia, diperkirakan 70 - 75 % dari kayu yang dihasilkan ditebang secara liar. Pada tahun 2015 penebangan dan perusakan lahan hutan tropis dunia sudah dihentikan namun sampai sekarang produksi kayu masih saja berjalan.
Kerusakan hutan (sumber foto flickr).
Hutan tropis menyimpan karbon di tanah dan pepohonan seperti spon atau busa, hutan tropis menyerap karbon dioksida yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil sebagai sumber energi.
Hutan Indonesia selama ini dikenal dengan paru=paru dunia yang berfungsi menyerap racun CO2 dan menghasilkan O2 sehingga menghasilkan udara yang bersih, karena hutan semakin sedikit mengakibatkan pemanasan global yang berdampak terhadap perubahan iklim.
Kerusakan hutan merupakan penyumbang terbesar penyebab pemanasan global yang terus terjadi saat ini, sehingga terus meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Perubahan cuaca dan musim yang berubah setiap saat merupakan dampak dari kerusakan hutan seperti konversi lahan hutan yang dilakukan secara sengaja untuk keperluan lahan baru pertanian dan perkebunan dengan skala besar.
Penebangan liar yang dilakukan juga merupakan penyebab utama penyebab kerusakan hutan, penebangan liar sangat merugikan bagi kehidupan karena keberadaan hutan sangatlah penting sebagai penjaga keseimbangan alam.
Penebangan hutan yang terjadi hanya untuk memenuhi kebutuhan industri kayu, bahan bangunan, perabotan rumah tangga maupun bahan bakar.Hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, hutan bukan saja menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah dan menyimpan cadangan air.
Pemanasan global bukan hanya bersumber dari asap kendaraan bermotor tetapi juga dipengaruhi oleh keadaan hutan yang tidak seimbang, karena pohon menetralisir karbon dioksida sehingga hutan disebut sebagai paru-paru dunia, jika hutan masih terjaga global warning mungkin tidak terjadi seperti sekarang ini.
Pohon berperan dalam menyerap karbon dioksida yang kemudian digunakan untuk menghasilkan karbohidrat, lemak dan protein yang membentuk pohon dalam biologi disebut fotosintesis. Deforestasi terjadi banyak pohon yang ditebang dan dibakar, mengakibatkan terlepasnya karbon dioksida didalamnya, sehingga kadar karbon dioksida bertambah di atmosfer, dari dulu sampai sekarang tanpa diimbangi dengan penanaman kembali.
Kerusakan hutan menyumbang 20 % dari emisi CO2 efek rumah kaca setiap tahunnya, tetapi yang terbanyak adalah emisi seluruh dunia yaitu dari mobil, truk, kereta api, kapal laut dan pesawat terbang.
Di Indonesia hutan gambut lenyap akibat pembalakan, pengeringan dan pembakaran untuk perluasan perkebunan kelapa sawit, seharusnya lahan gambut dijaga dan dilestarikan karena lahan ini menyimpan karbon dioksida yang sangat besar. Kerusakan hutan dan lahan gambut, Indonesia menjadi negara pencemar polusi ketiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan Cina.
Kebakaran hutan dan lahan gambut menghasilkan asap, gas CO2, dan gas lainnya dapat menurunkan kemampuan hutan sebagai penyerap CO2, mempengaruhi iklim dan menimbulkan global warning karena hutan semakin rusak. Untuk melawan perubahan iklim dan menjaga bumi dibutuhkan hutan yang sangat luas.
Kebakaran hutan (sumber foto flickr)
Asap dan CO2 yang dihasilkan oleh kebakaran hutan dapat meningkatkan pemanasan global karena CO2 yang dihasilkan kendaraan bermotor belum diserap secara maksimal oleh pepohonan, tetapi malah ditambah dengan matinya pepohonan dan memproduksi CO2 karena kebakaran hutan terus saja terjadi bahkan semakin meluas, dapat mempengaruhi iklim global, perubahan musim dan cuaca yang tidak menentu.
Kebakaran lahan gambut tropis sangat signifikan bagi emisi gas rumah kaca karena gambut adalah salah satu penyimpan karbon dioksida tertinggi di bumi yang tertimbun selama ribuan tahun. Akibat kebakaran hutan metana yang dilepaskan 10 X lipat dibandingkan kebakaran jenis lahan lainnya secara total. Dampak kebakaran lahan hutan terhadap pemanasan global bisa mencapai lebih dari 200 X lebih besar dari pada kebakaran pada jenis-jenis lahan lain.
Untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim bisa dilakukan dengan menanam pohon untuk menyerap karbon dioksida dan bahaya banjir. Mengurangi dan mengelola sampah serta efisiensi pemakaian alat transportasi dan mengunakan bahan bakar yang ramah lingkungan.